Aksi jual itu didorong oleh meningkatnya biaya untuk mengasuransikan utang Deutsche Bank, yang ditunjukkan oleh credit default swaps, yang muncul setelah pembelian Credit Suisse yang disponsori negara, telah masuk ke dalam narasi tekanan di seluruh sektor.
Saham perbankan global telah terpukul sepanjang bulan setelah keruntuhan mendadak dua pemberi pinjaman AS dan penyelamatan bank Swiss, Credit Suisse, yang kesulitan minggu lalu, dengan pihak berwenang turun tangan untuk meredakan kegelisahan investor.
Selain itu, Ariston menuturkan penguatan rupiah terhadap dolar AS yang dalam pada perdagangan Jumat, 24 Maret 2023 di tengah kekhawatiran pasar, memunculkan peluang koreksi.
Di sisi lain, ekspektasi bahwa The Fed tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya tahun ini karena krisis perbankan di AS masih membantu mendongkrak nilai tukar lain terhadap dolar AS, sehingga jika kekhawatiran tentang krisis itu mereda, dolar AS bisa tertekan lagi.
Ariston memproyeksikan peluang tekanan rupiah ke arah Rp 15.200 per dolar AS, dengan potensi tertahan di kisaran Rp 15.100 per dolar AS.
Rupiah pada Jumat, 24 Maret 2023 ditutup naik 192 poin atau 1,25 persen ke posisi Rp 15.153 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.345 per dolar AS.
Pilihan Editor: Sri Mulyani Buka Seleksi Dewan Komisioner OJK, Bukan untuk Anggota Partai Politik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini