TEMPO.CO, Jakarta - CEO TikTok Shou Zi Chew hingga kini menjadi buah bibir setelah dihujani berbagai pertanyaan menyudutkan oleh DPR Amerika Serikat pada Kamis lalu, 23 Maret 2023.
Oleh anggota DPR, ia diminta menjelaskan soal kecurigaan pemerintah AS bahwa data pengguna TikTok telah digunakan pemerintah Cina sehingga membahayakan keamanan negara. Selama lima jam, Chew menjawab berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh anggota parlemen.
Dalam sidang Komite Energi dan Perdagangan DPR, Chew yang menjabat sebagai CEO TikTok sejak 2021 tersebut, menegaskan bahwa TikTok tak pernah diminta menyetorkan informasi para penggunanya di luar negeri kepada Pemerintah Cina.
Ia juga membantah tudingan bahwa TikTok menghapus konten-konten berkaitan dengan catatan hak asasi manusia Cina dan juga Peristiwa Tiananmen 1989. Bahkan, TikTok yang menganjurkan agar data pengguna TikTok di AS dilindungi.
Chew sebelumnya dalam beberapa kesempatan juga kembali menegaskan bahwa aplikasi ini, dan juga ByteDance yang menjadi induk perusahaan itu, dimiliki oleh investor-investor global, bukan dikendalikan oleh Pemerintah Cina.
Chew Tegaskan Data AS Disimpan di Bumi Amerika Serikat
"Intinya, data Amerika disimpan di bumi Amerika oleh perusahaan Amerika yang diawasi oleh pekerja Amerika," kata Chew dalam dengar pendapat yang berlangsung sengit itu.
Teranyar, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Mao Ning, menegaskan bahwa pemerintah negara tirai bambu itu tak pernah menuntut TikTok menyerahkan informasi apa pun menyangkut jutaan penggunanya di Amerika Serikat.
Hal ini disampaikan setelah Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat menggelar dengar pendapat dengan CEO TikTok Shou Zi Chew dan jajarannya pada Rabu waktu AS.
Selanjutnya: Mao Ning juga membantah tudingan ...