Shelvy menjelaskan, sejak ASDP menerapkan pembelian tiket via Ferizy, hal tersebut membuat pergerakan kendaraan di dalam pelabuhan lebih merata dan waktu tunggu lebih pendek.
Sebelum pemberlakuan Ferizy, arus kedatangan pengguna jasa saat golden time atau beban puncak telah menyebabkan antrean kendaraan baik di jalan masuk maupun dalam pelabuhan.
Namun, Shelvy melanjutkan, setelah dilakukan pengaturan Ferizy, arus kedatangan pengguna jasa terdistribusi secara merata seusai jadwal yang dipilih oleh pengguna jasa serta sesuai dengan kapasitas daya tampung pelabuhan dan kapasitas angkut kapal.
"Dengan Ferizy, ASDP menjual tiket sesuai kuota dalam jumlah yang sama setiap harinya atau trafik terbagi rata sesuai konsep flattening the curve," ujarnya.
ASDP menerapkan pembelian tiket daring yang dapat dilakukan H-60 sebelum keberangkatan melalui web reservation di www.ferizy.com, aplikasi di Android dan IOS, dan gerai retail seperti Alfamart, Indomaret, Agen BRILink, dan lainnya.
Sementara, pembayaran tiketnya dapat dilakukan melalui cara transfer antarbank, e-wallet, gerai ritel, internet banking, dan lainnya.
Pengguna jasa, lanjut Shelvy, yang telah membeli tiket untuk mengatur waktu di hari H agar tidak terlambat dan melakukan check in 2 jam sebelumnya.
Tiket akan kedaluwarsa jika melewati waktu jadwal masuk pelabuhan. Apabila tiba di pelabuhan belum bertiket, maka kendaraan akan diputar balik keluar pelabuhan.
"Jangan lupa saat membeli tiket via online, pastikan pengguna jasa mengisi daftar penumpang dalam kendaraan secara tepat dan lengkap (manifest), termasuk data kendaraan. Ini penting terkait hak asuransi setiap penumpang dan memperlancar proses perjalanan," katanya.
Pilihan Editor: Cadangan Gula dan Minyak Goreng Diatur, Bapanas Bisa Intervensi Pasar Jika Harga Pangan Naik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, kli