TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana optimistis transisi energi mampu membuka lapangan kerja baru. Pasalnya, transisi energi berkelanjutan memerlukan peralihan teknologi, pekerjaan, dan kesempatan ekonomi lainnya.
Artinya, keterampilan dan keahlian baru sedapat mungkin dibangun secara domestik untuk mendukung terjadinya perubahan.
“Jika transisi energi berkelanjutan dapat dilakukan secara meluas, hal ini tentunya membuka lapangan kerja baru dan kesempatan ekonomi yang luas, dan dapat mendukung pemulihan global,” kata Rida dalam acara Human Capital Summit 2023 di Jakarta Convention Center, Selasa, 21 Maret 2023, dikutip Tempo dari keterangan tertulis.
Rida mengambil contoh dari program co-firing Biomass. Menurutnya, program tersebut telah menyerap tenaga kerja sekitar 1.300 orang. Kemudian, program DME yang menyerap tenaga kerja sekitar 8.000-11.000 orang. Selain itu, pemanfaatan lahan bekas tambang menjadi sumber energi lain, misalnya solar, bioenergi, biomassa, perkebunan dan pertanian.
Oleh karena itu, Rida mengatakann pelatihan-pelatihan diperlukan agar para pekerja di sektor pertambangan dapat beralih ke energi baru terbarukan. Pelatihan yang mendukung proses transisi energi, baik di sisi hulu antara lain Pelatihan Solar PV, Hydro, Wind and Geothermal, dan sisi hilir seperti sebagai aplikasi Penyimpanan Energi dan Mobil Listrik.
“Selain pelatihan, perlu dilakukan proses reskilling dan upskilling yang melibatkan partisipasi swasta dalam bentuk pengujian dan penerbitan sertifikasi kompetensi bagi pekerja di industri energi, serta kerjasama dengan lembaga internasional terkait pengembangan sumber daya manusia baik dalam bentuk soft skill maupun hard skill,” ujar Rida.
Selanjutnya: Indonesia Potensial untuk....