TEMPO.CO, Bandung- Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Jawa Barat Dadan Hidayat mengatakan Maret ini Jawa Barat memasuki musim panen utama. “Maret sebanyak 251 ribu hektare, April 196 ribu hektare,” kata dia, pada Tempo, di Bandung, Selasa, 21 Maret 2023.
Dadan mengatakan panen di Jawa Barat berlangsung sejak Januari hingga April. Pada Januari luas panen menembus 84 ribu hektare, Februari 143 ribu hektare, Maret 251 ribu hektare, dan April 196 ribu hektare. “Sekarang masuk musim panen utama,” kata dia.
Menurut dia total luas panen sepanjang Januari-April menembus 635.975 hektare, itu setara hampir sepertiga target produksi padi Jawa Barat “Dari rencana produksi di atas 1,7 juta hektare,” kata dia.
Dadan mengatakan seharusnya stok beras pada Lebaran ini aman. “Harusnya aman,” kata dia.
Menurut dia harga panen padi juga menguntungkan petani. “Harga sekarang lagi bagus, kalau kacamata saya sebagai pembina. Karena Badan Pangan Nasional sudah menetapkan juga harga kemarin, gabah kering panen ada di angka Rp 5 ribu. Itu memperbaiki harga, sebelumnya Rp 4.200,” kata dia.
Ia mengatakan beras panen tersebut diharapkan bisa diserap Bulog. “Harapannya padi dan gabah kita juga dibeli Bulog,” kata dia.
Di Indramayu misalnya Bulog ditawari menyerap beras produksi petani dari varietas lokal yang merupakan 75 persen hasil produksi daerah tersebut. “Bulog siap menyerap,” kata dia.
Dikutip dari situsnya, Badan Pangan Nasional mengumumkan HPP untuk gabah dan beras. Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani Rp 5.000/kilogram, Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat penggilingan Rp 5.100/ kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan Rp 6.200/ kilogram, Gabah Kering Giling (GKG) di gudang Perum Bulog Rp 6.300/kilogram, dan Beras di gudang Perum Bulog Rp 9.950/kilogram.
Pilihan Editor: Bapanas Terbitkan Fleksibilitas Harga Gabah dan Beras Petani di Musim Panen, Ini Rinciannya
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.