Di sisi lain, Teten meyakini para pedagang tersebut memiliki daya tahan yang tinggi. Sehingga, menurutnya, mereka dapat beradaptasi dengan cepat ketika larangan bisnis baju bekas impor diterapkan secara menyeluruh. Kendati demikian, Teten enggan berkomentar soal kemungkinan ditutupnya pasar yang khusus menjual pakaian bekas.
"Pedagang di sektor mikro daya tahannya luar biasa. Kalau kali ini musim duren, dia jualan duren. Sekarang musim rambutan, jualan rambutan. Bulan puasa mungkin mereka jualan kolak. Jadi fleksibel kaya gitu. Enggak usah rumit mikirin pedagangnya," tutur Teten.
Lebih lanjut, Teten menyatakan, jika para pedagang baju bekas impor keahlianya menjual pakaian atau produk tekstil, pihaknya akan menghubungkan pedagang tersebut dengan produsen pakaian. Begitu pula untuk produk lain di sektor lain.
"Jadi jangan ada yang memakai tameng perdagangan untuk menutupi impor ilegal ini," ucapnya.
Pilihan Editor: Bantah Periksa Barang Bawaan Alissa Wahid, Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta: Bukan Kewenangan Kami
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini