Representative of Supervising Organization JOE Cooperative, Kitazawa Tomoko, mengatakan lembaganya memiliki sekitar 4.000 perusahaan sebagai mitra yang siap menerima tenaga kerja asal Indonesia. Untuk tahap pertama sebagai pilot project, kata dia, 160 peserta magang akan disalurkan ke 50 perusahaan.
"Sebagain besar pabrik manufaktur di Jepang, ada elektronik, otomotif, permesinan, pengelasan, pengecatan (elektronik), dan pengolahan makanan," ucap dia.
Tomoko menilai, pekerja Indonesia di Jepang memiliki etos kerja tinggi, rajin, jujur, patuh, dan ramah, serta murah senyum. Peserta magang, kata dia, juga mendapat fasilitas liburan, mengikuti perayaan kebudayaan di Jepang dan lainnya.
Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Budi Hartawan mengatakan program magang ke Jepang ini merupakan program lanjutan yang telah diselenggarakan pemerintah sejak tahun 1993. Ia mencatat sudah ada 98.350 peserta.
"Pemagangan adalah bagian dari latihan kerja, kita kirimkan ke sana dengan kurikulum tertentu untuk belajar mengenai skill yang ada di Jepang," ujar Budi.
Budi berharap setelah pulang, peserta magang mengimplementasikan dan mengaplikasikan untuk membangun perusahaan-perusahaan di Indonesia. "Kenyataannya, sudah banyak alumni magang bikin perusahaan besar, kisah sukses ini memacu kami untuk terus membuka proogram magang," kata Budi.
Pilihan Editor: Silicon Valley Bank Kolaps, Aftech Beberkan Dampaknya ke Industri Fintech
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini