“Komunikasi di antara KSSK terus dilakukan, bahkan day to day untuk memastikan. Kesimpulan dari diskusi itu memang masih menyatakan bahwa ketahanan perbankan Indonesia ini masih cukup bagus,” ujar Erwin.
Indikator stabilitas perbankan Indonesia terlihat dari rasio kecukupan modal perbankan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 25,93 persen pada Januari 2023.
Kemudian, likuiditas industri perbankan di awal 2023 masih di atas threshold, di antaranya Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Januari 2023 yang masing-masing tercatat sebesar 129,64 persen dan 29,13 persen.
Rasio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) net perbankan sebesar 0,76 persen dan NPL gross sebesar 2,59 persen pada Januari 2023.
“Angka CAR sebesar 25,93 persen jauh dari standar biasa. Sementara itu alat likuid kalau dibandingkan DPK sekarang angkanya 29 persen ini jauh dari 20 persen, artinya alat likuid perbankan kita secara keseluruhan jauh melebihi kebutuhannya,” kata Erwin.
Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) David Sumual mengatakan fenomena krisis Credit Suisse adalah masalah lama yang berulang, yang mana kredit hingga investasi obligasi di bank tersebut bermasalah.
"Diperparah dengan sentimen negatif yang terjadi akhir-akhir ini yang kemarin Saudi National Bank nggak bisa tambah modalnya. Karena aturan otoritas Swiss di sana, asing hanya boleh sampai 10 persen, tidak bisa tambah lagi," ujar David.
Pilihan Editor: Tanggapi Banjir di IKN, Otorita IKN: Kami Sedang Bangun Infrastruktur untuk Mitigasi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini