TEMPO.CO, Jakarta - Kandungan formalin dan bahan kimia berbahaya lainnya ditemukan di sejumlah daerah. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI menghimbau pemerintah agar melakukan antisipasi.
“Perlu langkah antisipasi dari pemerintah agar tidak kecolongan oknum yang memanfaatkan momentum Ramadan,” kata Kepala Bidang Pengaduan dan Hukum YLKI Rio Priambodo melalui keterangan tertulis pada Sabtu, 18 Maret 2023.
Pemerintah, kata dia, perlu memastikan agar makanan yang dikonsumsi masyarakat aman. Menurut Rio, inspeksi mendadak atau sidak hanya salah satu instrumen bentuk pengawasan. Perlu dilakukan pengetatan pre-market sebagai langkah utama pencegahan
“Masyarakat perlu hati hati, jangan mudah terjebak oleh gimmick maupun harga yang murah. Namun pastikan makanan yang dikonsumsi aman dari kadaluarsa maupun bahan yang berbahaya bagi kesehatan,” tutur Rio.
Sementara itu, di sejumlah pasar di daerah ditemukan formalin dan bahan kimia berbahaya lain dalam sidak yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) maupun pemerintah daerah setempat.
Baca Juga:
Misalnya di Kediri, Jawa Timur dalam sidak pada Jumat, 17 Maret 2023, ditemukan formalin pada sampel ikan asin, cumi kering, dan teri nasi. Dalam sidak tersebut juga ditemukan boraks dalam sampel cincau, kerupuk puli, dan mi basah, serta pewarna sintetis Rhodamin B dalam sampel kerupuk.
Begitu pula dengan sidak di Batam pada Kamis, 16 Maret 2023. Dalam sidak ini, ditemukan kandungan formalin dalam ikan asin dan ikan kakap putih.
Sementara dalam sidak di Kota Tangerang, Banten pada Kamis, dari 363 sampel produk pangan, 12 di antaranya mengandung formalin, residu pestisida, serta sudah kadaluarsa.
AMELIA RAHIMA SARI | ANTARA
Pilihan Editor: Sri Mulyani Bertemu Influencer Bintang Emon hingga Guntur Romli, Bahas Apa?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini