Lebih lanjut, Rudd menyebut melakukan hal itu sambil memprioritaskan energi terbarukan berbiaya rendah, seperti matahari dan angin, dapat mengurangi biaya investasi hingga USD 1,2 triliun dan memungkinkan emisi mencapai puncaknya lebih cepat lagi pada 2027.
Dalam skenario terakhir, dampak buruk dari transisi nol bersih pada pengeluaran rumah tangga juga dapat dikurangi setengahnya. Sementara rencana 2060 dapat menyebabkan penurunan pengeluaran rumah tangga sebesar USD 189 miliar karena harga dan inflasi yang lebih tinggi, penerapan rencana 2050 dengan fokus yang lebih kuat pada matahari dan angin dapat semakin mengurangi pengeluaran menjadi hanya USD 63 miliar.
Sementara itu, mantan Menteri Keuangan Indonesia Muhamad Chatib Basri menyoroti pentingnya langkah-langkah untuk mendukung kelompok rentan. Misalnya, kata dia, dengan menggunakan kembali subsidi bahan bakar fosil, mengalihkan insentif dari sektor kotor ke sektor terbarukan, dan mempercepat penerapan pajak karbon, pemerintah dapat menggunakannya untuk membantu populasi yang rentan mengatasi kenaikan biaya hidup.
"Program sosial pemerintah dapat memberi dukungan pendapatan dan melatih kembali pekerja bahan bakar fosil untuk memanfaatkan peluang dalam ekonomi rendah karbon," ujar Chatib Basri.
Pilihan Editor: Turunkan Emisi Efek Rumah Kaca, Kementerian ESDM Percepat Pengembangan Sektor Panas Bumi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini