Di sisi lain, Perum Bulog menyatakan terus menggandeng Bapanas serta Kementerian Pertanian (Kementan) untuk berusaha menyerap 70 persen kebutuhan cadangan beras pemerintah (CBP) dari dalam negeri. Artinya, Bulog menargetkan penyerapan sebanyak 1,2 juta ton pada masa panen raya dari total target tahun ini 2,3 juta ton.
Namun, Bulog ragu target tersebut bisa tercapai. Pasalnya, produksi dalam negeri banyak terganggu faktor cuaca seperti banjir. Seperti diketahui, beberapa wilayah sentra beras terendam banjir, diantaranya di Karawang, Indramayu, dan Bekasi.
Buwas menekankan penyebab penyerapan beras oleh Bulog di musim panen raya rendah hanya soal rendahnya produksi. Menurut dia, harga pembelian pemerintah (HPP) tidak bermasalah. Dia pun mengaku optimis Bulog bisa bersaing dengan swasta dalam membeli beras petani dengan angka HPP gabah kering panen Rp 5.000 per kilogram.
"Kalau harga ga ada masalah, toh itu mengunakan uang negara. Kami sudah berhitung," ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas buka suara soal opsi impor beras tahun ini. Menurut dia, pemerintah telah sepakat membuka kembali opsi impor sebanyak 500.000 ton untuk memenuhi kebutuhan CBP.
"Kalau enggak (impor) nanti enggak ada (pasokan) bagaimana?" ucapnya dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, di Gedung DPR RI, Jakarta Selatan pada Rabu, 15 Maret 2023.
Ia memastikan kegiatan impor beras ini tak akan berlangsung dalam waktu dekat. Pasalnya, kini Indonesia mengalami panen raya sehingga Bulog akan memaksimalkan penyerapan beras dari dalam negeri. Namun dia menilai impor beras merupakan hal yang mendesak lantaran untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan masyarakat.
Pilihan editor: Opsi Impor Beras Kembali Dibuka di Tengah Panen Raya, Bapanas: Lihat Kondisi Tiga Bulan ke Depan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini