Nicke juga menanggapi rencana relokasi depo ke lahan PT Pelindo di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Lahan itu nantinya akan digunakan untuk mendukung program transisi energi Pertamina.
"Mengenai penjelasan adanya terminal di Kalibaru. Jadi, sekitar 3 tahun lalu, kami sudah mulai melakukan perencanaan untuk ini bahwa Pertamina harus melakukan transisi energi bahwa ke depan BBM itu mungkin akan berkurang demand-nya," kata Nicke.
Oleh sebab itu, menurut Nicke, Pertamina memerlukan fasilitas untuk membangun produk-produk baru seperti petrochemical, green/sustainable aviation fuel, hydrogen, biofuel, dan lain-lain. "Dengan adanya kebutuhan tambahan produk-produk baru ini tidak mungkin kami bangun di Plumpang," ucapnya.
Nicke menjelaskan, sejak tiga tahun lalu, Pertamina sudah bekerja sama dengan Pelindo untuk membangun di kawasan industri yang dari reklamasi. "Ada 32 hektare lahan yg dialokasikan di mana ini kami sebut sebagai green multi purpose terminal dan konsepnya green karena ini kami sesuaikan dengan transisi energi."
Adapun lahan di Kalibaru tersebut baru siap untuk dibangun pada akhir 2024. "Jadi, setelah itu baru kami siap membangun. Itu pun perlu waktu antara 2-3 tahun, sehingga terminal baru ini mungkin baru jadi nanti sekitar 4 atau 5 tahun kemudian," katanya.
ANTARA
Pilihan Editor: Depo Plumpang Tidak Bisa Segera Dipindah, Dirut Pertamina: Buffer Zone Perlu Secepatnya Dibangun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.