TEMPO.CO, Jakarta - Pabrik pupuk PT Pupuk Indonesia (Persero) di Bontang, Kalimantan Timur dijaga oleh pangkalan rudal milik Tentara Nasional Indonesia. Pabrik tersebut termasuk salah satu objek vital nasional.
"Itu di Bontang ada pangkalan rudal untuk jagain pabrik pupuk karena punya bahan yang eksplosif," SVP Corporate Secretary PT Pupuk Indonesia (Persero) Wijaya Laksana saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, Jakarta pada Senin 13 Maret 2023.
Lebih lanjut, Wijaya mencontohkan pemboman Oklahoma di Amerika Serikat (AS). Aksi terorisme itu menggunakan amonia yang merupakan bahan baku pupuk.
"Karena obvitnas (red: objek vital nasional), risikonya lebih ke serangan dari pihak luar atau terorisme," jelas Wijaya melalui keterangan tertulis pada Senin malam.
Dia menjelaskan bahwa pangkalan rudal itu bukan milik PT Pupuk Indonesia (Persero), namun milik Artileri Pertahanan Udara atau Arhanud TNI.
Pada kesempatan itu, Wijaya juga mengatakan kapasitas produksi PT Pupuk Indonesia (Persero) mencapai 13,9 juta ton, dengan rincian pupuk urea 8,8 juta ton, NPK 3,8 juta ton, dan lai-lain 1,3 juta ton. Adapun alokasi pupuk bersubsidi tahun ini adalah 7,8 juta ton, dengan rincian pupuk urea 4,6 juta ton dan NPK 3,2 juta ton.
“Dengan kapasitas produksi 8,8 juta ton, kemampuan produksi kita untuk mencukup kebutuhan urea bersubsidi lebih dari cukup. Begitu juga dengan Pupuk NPK, dimana kemampuan produksi kita 3,5 juta ton, dengan kebutuhan NPK bersubsidi 3,2 juta ton,” tuturnya.
Pilihan Editor: Berisiko Meledak seperti Depo BBM Plumpang, PT Pupuk Indonesia Siapkan Buffer Zone
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini