“Keberhasilan proyek ini mendorong kami untuk menambah 3 pesawat lagi untuk layanan yang sama,” tulis manajemen Trigana Air.
Kemudian, operasi lain yang berbeda kemudian dikembangkan dengan dikenalkannya helikopter NBell-412 SP pada November 1991. Pesawat ini dioperasikan atas nama MAXUS Oil (Perusahaan Eksplorasi Minyak yang dikontrak oleh Pertamina/ The Indonesia Petrolium Company) di Pabelokan, Kepulauan Seribu, di lepas pantai, sebelah utara Jakarta.
Sebuah Bell 412 lainnya ditambahkan setahun kemudian. Helikopter-helikopter tersebut digunakan untuk mengangkut kru dan logistik, dengan standar operasi dan pemeliharaan yang sangat tinggi.
Namun, keberhasilan fotografi pemetaan menyebabkan klien Trigana Air memperoleh pesawatnya sendiri untuk operasi tersebut. Sehingga manajemen Trigana Air mencari pekerjaan lain, dengan memutuskan untuk mengoperasikan jenis pesawat yang berbeda yaitu 4 unit F27-600 sebagai pengganti SKA - B200.
F-27 dioperasikan di Jakarta untuk melayani penerbangan penumpang dan kargo dengan CONOCO, Perusahaan Minyak dan penerbangan domestik terjadwal (Sempati Air).
MOH KHORY ALFARIZI | ANTARA
Pilihan Editor: Pesawat Ditembak, Trigana Air Hentikan Penerbangan ke Dekai Papua Pegunungan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini