TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Battery Corporation (IBC) berharap standarisasi baterai kendaraan listrik dapat tercapai tahun ini. Direktur Utama IBC Toto Nugroho mengatakan standarisasi baterai adalah keharusan agar IBC dapat menyalurkan baterai ke seluruh pemain dalam ekosistem kendaraan listrik, terutama industri kendaraan listrik.
“Ini sangat penting untuk konsumen. Karena kalau standarisasi baterainya tidak sesuai, akan memberatkan konsumen,” kata Toto di Kantor PLN, Jumat, 10 Maret 2023.
Lebih jauh, Toto juga menargetkan battery management system bisa terimplementasi. Sehingga, nantinya ada integrasi data dan transaksi dapat dilakukan melalui aplikasi. “Ini yang kami siapkan dari sisi teknologi,” ucap Toto.
Ihwal produksi baterai dalam negeri, Toto sempat mengatakan pihaknya membutuhkan investasi senilai Rp 217 triliun. Adapun dalam dua proyek pengembangan end-to-end baterai kendaraan listrik, IBC menggandeng Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) dan LG Energy Solution Ltd (LGES).
"Angka investasi dari kedua project ini sesuai dengan komitmen mereka yang sudah ditandatangani melalui framework agreement bulan Maret tahun lalu berkisar hampir Rp 200 triliun," kata Toto dalam RDP Panja Transisi Energi ke Listrik bersama Komisi VI, Selasa 15 Februari 2023.
Selain itu, Toto mengungkapkan meski pihaknya menggandeng CATL dan LGES yang merupakan produsen baterai kendaraan listrik terbesar dunia, butuh waktu cukup lama untuk bisa memproduksi baterai dari nikel Indonesia.
"Walaupun kami sudah bermitra dengan produsen nomor 1 dan nomor 3 di dunia, kami akan tetap membutuhkan waktu hampir 4 tahun untuk bisa mendapatkan baterai cell dari nikel Indonesia," ujarnya.
Meskipun butuh waktu yang lama dan investasi yang besar, kata Toto, Indonesia juga akan mendapat nilai tambah yang besar. "Karena nilai dari baterai material itu hampir bisa 11 kali dari nilai nikel, dan bahkan kalau sudah sampai baterai prekursor dan baterai cell bisa hampir 40 kali lipat dari segi nilainya sendiri," tuturnya.
Adapun target capaian standarisasi baterai kendaraan listrik dipasang seiring keputusan pemerintah menerapkan kebijakan insentif kendaraan listrik pada Senin, 6 Maret 2023. Pemerintah memberikan insentif Rp 7 juta untuk pembelian sepeda motor listrik baru maupun sepeda motor listrik konversi.
Selain sepeda motor, pemerintah bakal memberikan insentif untuk mobil dan bus listrik. Namun, rincian besaran insentifnya baru akan dirilis pada 20 Maret mendatang.
RIRI RAHAYU | HANIFAH DWIJAYANTI
Pilihan Editor: Insentif Kendaraan Listrik, Pemborosan Duit Negara dan Tidak Efektif Menekan Konsumsi BBM
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.