TEMPO.CO, Jakarta - Emiten tambang batu bara PT Bayan Resources Tbk. (kode saham: BYAN) mencatatkan laba bersih senilai US$ 2,17 miliar atau setara Rp 33,70 triliun (kurs Rp 15.470 per dolar AS) selama tahun 2022.
Melansir laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat, 10 Maret 2023, laba bersih perseroan naik 79,3 persen year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar US$ 1,21 miliar pada 2021.
Adapun, laba perseroan ditopang oleh pendapatan yang mencapai US$ 4,70 miliar pada 2022 atau naik 67,85 persen yoy dari sebelumnya US$ 2,8 miliar pada periode sama tahun 2021.
Pendapatan dari segmen batu bara tercatat sebesar US$ 4,69 miliar dan non-batu bara sebesar US$ 10,85 miliar.
Emiten dengan 60,94 persen saham dimiliki oleh Low Tuck Kwong ini mencatatkan beban pokok pendapatan sebesar US$ 1,54 miliar hingga akhir 2022 dari sebelumnya US$ 1,10 miliar pada periode sama tahun 2021.
Sedangkan beban penjualan sebesar US$ 140,4 juta, beban umum dan administrasi sebesar US$ 77,4 juta, beban keuangan US$ 2,6 juta, serta beban lain-lain US$ 8,9 juta.
Lebih lanjut, liabilitas BYAN hingga akhir 2022 tercatat sebesar US$ 1,95 miliar, sedangkan ekuitas tercatat US$ 1,99 miliar.
Dengan demikian, aset perseroan hingga akhir 2022 tercatat sebesar US$ 3,94 miliar atau naik dari sebelumnya sebesar US$ 2,43 miliar pada akhir tahun 2021.
Hingga perdagangan Jumat, 10 Maret 2023 pukul 14.00, saham BYAN tercatat turun 0,13 persen ke posisi Rp 18.650, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 179, nilai transaksi Rp 2,23 miliar, dan volume perdagangan 119,60 ribu lembar saham.
Pilihan Editor: KPK Serahkan Data 134 Pegawai Pajak Punya Saham Hari Ini, Stafsus Sri Mulyani: Kami Cek Dulu
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini