"Jangan kita mengecilkan peran individual collector atau pengepul. Boleh jadi upaya mereka telah menyelamatkan bapak-ibu dari potensi terpapar mikroplastik, karena mengkonsumsi makanan yang telah terpapar mikroplastik," katanya.
Ia juga mengingatkan bahwa selain kolaborasi, juga harus ada kesadaran dalam hal tanggung jawab pada lingkungan. "Jangan rusak lingkunganmu, karena anak cucu kita akan hidup dari lingkungan yang kita jaga sekarang ini," kata Luhut.
Head of Free The Sea, Bahri Beyhan mengatakan, proses produksi daur ulang ini sudah dilakukan uji coba oleh perusahaan sejak awal 2022 lalu. Daur ulang sampah plastik berhasil dilakukan dan menghasilkan mesin kopi. "Produk-produk mesin kopi ini kemudian di ekspor ke seluruh dunia, mulai dari Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik," katanya.
Adapun semua sampah yang digunakan PT Free The Sea berasal dari Kota Batam. Perusahaan bekerjasama dengan bank sampah dan mengambilnya secara berkala ke setiap titik bank sampah di Batam.
Dengan menggandeng 20 pengepul dan 700 individual collectors, PT. Free the Sea (grup PT. WIK) telah mendaur ulang dua puluh juta sampah botol plastik dan menghasilkan satu juta unit coffee maker.
Pilihan Editor: Kendaraan Listrik Dapat Insentif, MTI: Indonesia Justru Krisis Transportasi Umum
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.