Dari sisi pendapatan premi bisnis baru weighted, pendapatan premi tunggal mengalami penurunan 12 persen (yoy) dan kenaikan pada premi regular sebesar 14,5 persen (yoy).
Kendati demikian, pendapatan premi tunggal tahun 2022 yang sebesar Rp93,2 triliun lebih tinggi dibandingkan Rp90,3 triliun pada tahun 2020.
Mengenai pendapatan premi reguler, tercatat adanya kenaikan sekitar Rp 3,3 triliun menjadi Rp 25,99 triliun dari Rp 22,7 triliun pada tahun 2021.
Untuk pendapatan premi berdasarkan kanal distribusi, tercatat kanal keagenan relatif stagnan atau menurun 0,4 persen (yoy), kanal bancasurrance juga menurun 10,1 persen (yoy), dan kanal distribusi alternatif menurun 1,7 persen (yoy).
“E-Commerce yang menjadi salah satu komponen pada kanal distribusi alternatif tercatat meningkat 492,9 persen (yoy), namun nilainya relatif kecil yang sebesar Rp 476,61 miliar. Dengan tingkat pertumbuhan itu, menunjukkan kanal ini bisa jadi kanal distribusi alternatif di masa mendatang,” ujar Budi.
Dalam kesempatan yang sama, Budi menyampaikan ada penurunan pada hasil investasi secara total sebesar 17,5 persen atau Rp 21,46 triliun dari Rp 26,01 triliun dengan kontribusi terhadap total pendapatan IAJ sebesar 9,6 persen.
Dengan adanya berbagai peningkatan dan penurunan di setiap tipe premi, kinerja yang ditunjukkan perusahaan anggota IAJ tetap membuat total aset meningkat 1,5 persen (yoy) menjadi Rp 611,22 triliun dari tahun sebelumnya Rp 602,04 triliun.
Pilihan Editor: Kasus Pencucian Uang KSP Indosurya, Teten dan Mahfud MD Sepakat Kawal Proses Kasasi ke MA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini