TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional dorong percepatan pembangunan pelabuhan Teluk Santong, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), untuk mendukung fasilitas logistik dan meningkatkan kesejahteraan petani di sana. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, fasilitas logistik seperti pelabuhan secara signifikan berdampak langsung terhadap efisiensi proses distribusi pangan dan peningkatan nilai tambah komoditas unggulan daerah.
"Sekaligus menjaga agar komoditas pangan tetap terjangkau di tingkat konsumen," kata Arief dalam keterangan persnya yang diterima, Ahad, 5 Maret 2023.
Arief mengatakan, NFA mendukung penuh percepatan pembangunan pelabuhan Teluk Santong. Pelabuhan tersebut akan menjadi fasilitas logistik yang sangat penting bagi sentra produksi pangan wilayah timur, khususnya untuk meningkatkan pendistribusian jagung yang merupakan komoditas unggulan di Sumbawa dan Dompu, NTB.
“Saya sering komunikasi dengan Pak Gubernur NTB, setiap musim panen jagung, petani jagung di Sumbawa dan Dompu ini bingung menjual dan mendistribusikan hasil panennya, karena hasil panennya melimpah sementara sarana pengangkutan dan pendistribusian masih terbatas,” kata Arief.
Pembangunan pelabuhan Teluk Santong ini menggandeng pihak ketiga sebagai calon investor swasta yakni PT Mitra Buana Bahari (MBB)/FKS Multiagro. Nota kesepakatan keduanya ditandatangani pada Jumat 3 Maret 2023. "Ini merupakan bagian dari tugas NFA, yaitu menghubungkan para pihak yang punya semangat sama dalam memajukan pangan nasional, agar terjalin kolaborasi yang baik untuk percepatan ketahanan pangan,” ungkapnya.
Arief berpesan kepada Pemkab Sumbawa, PT MBB, serta para pihak yang berperan dalam pembangunan pelabuhan ini agar dapat mengeksekusi semua tahapan persiapan dan pembangunan dengan cepat, namun tetap sesuai dengan tata kelola pemerintahan yang baik.
“Tidak usah sungkan-sungkan apa yang menjadi hambatan segera laporkan. Kalau butuh support di sini kita sudah barsama Kemenhub, Pemprov NTB, Pemkab, termasuk NFA. Karena ini untuk memajukan pangan nasional jadi tolong benar-benar kita kawal bersama. Dalam dua minggu nanti kita akan cek dan turun langsung lagi ke Sumbawa,” ujarnya.
Adapun tahapan selanjutnya setelah MoU ini adalah Penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PT MBB dengan Pemkab Sumbawa yang ditargetkan terlaksana di minggu ke tiga Maret 2023, lalu pengurusan perizinan baik di tingkat Pemkab Sumbawa maupun MBB, Persetujuan KSOP, Rekomendasi BPKP, serta Perizinan Konsesi. "Pelaksanaan pembangunan ditargetkan mulai berjalan di April 2023," kata Arief.
Pelabuhan Teluk Santong akan dilengkapi fasilitas yang bisa mempercepat bongkar-muat komoditas pangan, serta fasilitas penyimpanan seperti silo dengan kapasitas sekitar 30 ribu ton untuk persiapan panen tahun berikutnya. Arief mengatakan, selain sebagai investor, MBB juga didorong agar bisa turut berperan sebagai off taker jagung petani setempat.
“Dibangun secara terintegrasi, sehingga petani jagung bisa fokus meningkatkan produksinya dan tidak perlu khawatir, karena berapa pun yang diproduksi akan bisa terserap. Apabila kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi, dengan ketersediaan pelabuhan kita bisa ekspor,” terangnya.
Arief meyakini, melalui skema ini, potensi jagung sebagai volatile food atau pangan yang bergejolak bisa ditekan. “Jagung memiliki impact yang besar terutama kepada sektor peternakan unggas. Jadi satu paket, kalau jagung harganya tinggi, daging ayam, ayam hidup, dan telur ayam ikut tinggi. Sehingga dalam regulasi Harga Acuan Pembelian/Penjualan atau HAP yang kita susun dibuat satu paket aturan, jagung, ayam, dan telur,” ujarnya.
Baca juga: Depo Plumpang Kebakaran, Kementerian ESDM Minta Pertamina Lakukan Analisa Risiko Semua Fasilitas
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.