TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan terjadi banjir parah yang merendam sawah petani di Desa Ciptamargi, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan daerah yang merupakan sentra produksi beras itu yang terparah terdampak banjir.
"Satu pekan ke depan akan kami pantau. Setelah mulai surut secepatnya, kami lakukan tanam ulang," ucap Syahrul kepada para petani saat mengunjungi lokasi bajir, dikutip dari keterangan tertulis pada Jumat, 3 Maret 2023.
Ia menjelaskan hujan terus terjadi sejak enam hari lalu kemudian membuat air di irigasi meluap dan menggenangi persawahan petani. Syahrul pun meminta para Direktur Jenderal Kementan memberikan pendampingan dan bantuan pada petani di wilayah tersebut.
Kementan juga menyalurkan sejumlah pompa untuk menyedot genangan air agar pesawahan petani bisa diselamatkan. Syahrul menyatakan kementeriannya akan terus memantau banjir hari per hari melalui Agriculture War Room (AWR) di Jakarta.
Sementara untuk lahan yang terdampak parah, Syahrul mengatakan akan mengganti benih padi secara gratis dan mesin pompa air. Dia berharap banjir tidak menurunkan semangat para petani.
"Saya memahami hal ini bukan sesuatu yang mudah, tetapi jika semua bergerak pasti semua dapat dilalui," kata dia.
Asisten II Bidang Perekonomian Pemerintah Daerah Kabupaten Karawang Hanafi mengatakan Karawang saat ini sudah menetapkan status tanggap darurat banjir. Ia mencatat ada sebanyak 6.879 hektare atau 51 persen dari pertanaman se Kabupaten Karawang yang tergenang.
Ada empat kecamatan yang terdampak paling parah, salah satunya Kecamatan Cilebat seluas 2.485 hektare.
Selain Karawang, banjir juga merendam sawah di Desa Sukabakti, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bekasi, Dedy Supriyadi menjelaskan rata-rata tinggi genangan banjir di pesawahan tersebut mencapai 30 sampai 40 centimeter. Sawah tergenang sejak 25 Februari lalu.
Kementan telah menyiapkan perlengkapan dan alat mesin pertaniannya (alsintan) ke wilayah banjir. Syahrul berujar semua upaya perbaikan harus dilakukan mengingat Bekasi adalah wilayah penyangga pangan bagi penduduk kota seperti Jakarta. Bahkan beras asal Bekasi, tuturnya, juga merupakan penyangga bagi kota-kota besar di wilayah Jawa Barat lainya.
RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Data Ditjen Pajak Diduga Bocor dan Disebar Gratis di Forum Hacker
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini