TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian atau Kemenko Perekonomian Mohammad Rudy Salahuddin mengatakan Indonesia masih kekurangan 9 juta talenta digital hingga 2030 mendatang.
“Jadi, paling tidak harus bisa memenuhi 600 ribu talenta digital per tahun,” kata Rudy dalam acara Gojek Outlook 2023 yang digelar di Kantor Gojek, Jakarta pada Selasa, 28 Februari 2023.
Rudy menilai situasi ini sebagai tantangan besar. Oleh karena itu, pemerintah mesti menjalin kolaborasi dengan dunia usaha dan stakeholder terkait lainnya untuk menciptakan peluang pekerjaan bagi talenta digital. “Tentunya juga sekaligus mendorong kualitas talenta-talenta digital,” kata dia.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya juga mengatakan bahwa masifnya digitalisasi mendorong munculnya society 5.0. Berbagai potensi terkait digitalisasi itu pun perlu dioptimalkan. Terlebih, Indonesia mendapat keuntungan dari adanya bonus demografi dalam usia produktif.
Menurut Airlangga,dalam menghadapi society 5.0, Indonesia membutuhan SDM yang unggul dan berdaya saing. Terutama dalam literasi digital. Sejumlah program yang bertujuan untuk mendorong peningkatan literasi dan keterampilan digital pun disiapkan. Misalnya, melalui Kartu Prakerja dan Program Literasi Digital Nasional Indonesia Makin Cakap Digital.
“Selain peningkatan literasi digital, pemerintah terus mendorong generasi muda agar memiliki jiwa kewirausahaan sehingga mampu mendirikan start-up guna menciptakan ragam solusi dan inovasi digital bagi masyarakat,” kata Airlangga, Kamis, 23 Februari 2023, dikutip dari laman resmi Kemenko Perkonomian.
Airlangga memaparkan, kinerja pertumbuhan ekonomi digital menjadi salah satu pemantik pencapaian extraordinary perekonomian nasional yang mampu tumbuh impresif hingga 5,31 persen pada 2022. Dia menyebut tren peningkatan ekonomi digital ditopang layanan e-commerce dan on-demand, seperti ride hailing, online food delivery, dan juga bisnis logistik berbasis online.
Mengacu data Bank Indonesia, Airlangga menyebut transaksi e-commerce di Indonesia hingga kuartal III tahun 2022 tumbuh mencapai 22 persen secara tahunan. Nilai ekonomi digital juga tumbuh senilai US$ 77 miliar. Indonesia pun menjadi pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN yang mendominasi 40 persen dari total transaksi ekonomi digital di ASEAN.
“Investasi ekonomi digital terus tumbuh positif. Pada 2025, diperkirakan nilai ekonomi digital Indonesia tumbuh 2 kali lipat menjadi US$ 130 miliar dan terus tumbuh mencapai US$ 220 miliar hingga US$ 360 miliar pada 2030,” ujar dia.
Pilihan Editor: Pesawat Dibakar dan Pilot Disandera, 40 Persen Operasional Penerbangan Susi Air di Papua Terhenti
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini