"Total aset kami mencapai Rp 209,2 triliun. Tumbuh sebesar 9 persen year on year (yoy)," kata Direktur Keuangan Bank BTPN Hanna Tantani.
Jumlah aset tersebut naik dari jumlah Rp 191,92 triliun pada akhir 2021. Sementara itu, total kredit yang disalurkan Bank BTPN meningkat 8 persen menjadi Rp 146,12 triliun per akhir Desember 2022. Jumlah ini meningkat dari Rp 135,60 triliun pada periode yang sama 2021.
Adapun rasio gross non-performing loan (NPL) Bank BTPN berada di level 1,43 persen pada akhir 2022. Angka ini turun dibandingkan dengan 1,68 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini juga lebih rendah dibanding rata-rata industri perbankan yang tercatat 2,44 persen pada akhir Desember 2022.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) meningkat 5 persen menjadi Rp 114,87 triliun pada akhir 2022. Pertumbuhan ini disumbang oleh saldo current account saving account (CASA) yang meningkat 6 persen menjadi Rp 40,16 triliun dan time deposit yang naik 4 persen menjadi Rp 74,70 triliun pada akhir tahun lalu. Rasio CASA tercatat sedikit meningkat dari 34,6 persen menjadi 35,0 persen
Liquidity coverage ratio (LCR) Bank BTPN mencapai 229,3 persen. Sementara net stable funding ratio (NSFR) berada di 133,7 persen pada 31 Desember 2022. Perusahaan ini juga mencatat capital adequacy ratio (CAR) sejumlah 27,3 persen.
Pilihan Editor: Bos BTPN Sebut Nilai Aset Perusahaan: Tercatat Nyaris Rp 200 Triliun
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini