TEMPO.CO, Pangkalpinang - Upaya PT Timah Tbk. mencapai target produksi secara maksimal untuk bersaing dalam industri pertimahan masih terganjal dengan beberapa persoalan. Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk. Purwoko mengatakan ada beberapa faktor utama yang menjadi ganjalan perusahaan dalam mencapai target produksi maksimal.
"Selama ekosistem bisnis timah tidak ideal, akan sulit bagi kami untuk melakukan realisasi atau mengejar target produksi maksimal," ujar Purwoko dalam pertemuan Site Visit MIND ID di Tins Gallery Pangkalpinang, Senin Malam, 27 Februari 2023.
Purwoko menuturkan faktor lain yang turut menjadi persoalan adalah masih adanya disparitas harga dan para pelaku pertambangan timah masih menerapkan jual beli bijih timah. "Sementara dari PT Timah, kami tidak mengenal jual beli bijih karena kami menambang," ujar dia.
Menurut Purwoko, selama masih ada disparitas harga timah, para pelaku pertambangan akan mencari harga yang lebih tinggi. Sementara perusahaan, kata dia, hanya mau bijih dari IUP sendiri.
"Kalau bisa seperti nikel dan batu bara yang ada HMA (harga mineral acuan). Timah ini pertarungan bebas. Masuk ring ya sudah. Kita berantem disitu. Kalau nikel dan batubara, ada harga minimum dan ada yang mengawasi," ujar dia.
Purwoko menambahkan pihaknya terus berupaya memberi edukasi kepada masyarakat dan komunitas ekosistem timah agar bisa mewujudkan bisnis pertimahan yang ideal dan sesuai harapan.
"Tujuan utamanya itu, rakyat bisa menambang dengan legal dan aman dimana ada kemitraan kerjasama. Kemudian swasta bisa hidup berdampingan dengan kami. PNBP dan pajak juga ada. Selain itu, lingkungan terjaga karena ada yang bertanggung jawab di wilayah IUP-nya masing-masing," ujar dia.
Pilihan Editor: Luhut Melarang Pembangunan Hotel Bintang 3 di Danau Toba, Ini Penjelasan Sandiaga Uno
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini