TEMPO.CO, Lumajang - Indri, 50 tahun, bergegas merapat dan bergabung di kerumunan antrean warga, meninggalkan anaknya, Alvaro, bocah 4 tahun yang merengek minta dibelikan mainan di Pasar Sukodono, Kabupaten Lumajang, Senin pagi, 27 Februari 2023. Sementara sang ibu antre beras murah, sang kakak, Tasya, 8 tahun menemani adiknya yang setengah menangis itu.
Tak begitu lama mengantre, sambil membawa dua sak beras medium kemasan lima kilogram, Indri kembali ke tempat kedua anaknya itu menunggu. Ibu delapan anak warga Desa Kedawung, Kecamatan Padang ini kemudian meminta suaminya mengantre beras bergantian dengan dirinya. Pasangan suami istri ini beberapa kali bergantian mengantre beras murah dalam operasi pasar yang digelar Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Timur.
Selama tak lebih dari satu jam mengantre, pasutri ini akhirnya membawa pulang lebih dari delapan sak beras yang setiap sak-nya seharga Rp 45 ribu. "Mumpung lagi punya uang lebih, saya belanja beras agak banyak. Anak saya delapan. Sehari bisa habis 1,5 kilogram beras," kata Indri yang mengaku takut mengikuti program keluarga berencana ini saat ditanya TEMPO.
Ia mengatakan harga beras kemasan lima kilogram saat ini antara Rp 58 ribu hingga Rp 59 ribu. "Di desa saya di Kedawung, harga beras kemasan lima kilogram saat ini antara Rp 58 ribu hingga Rp 59 ribu," kata Indri.
Bersama sang suami, Indri sempat menjalankan usaha warung makan di dekat pelabuhan Tanjung Tembaga, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Selama satu tahun dia mengelola warung itu. "Usaha warung kami bangkrut. Akhirnya kami pulang kampung ke Lumajang," ujarnya.
Di rumahnya di Desa Kedawung, pasutri ini tinggal bersama ketujuh anaknya. "Anak bungsu masih umur 4 tahun. Sementara anak sulung saya jadi pramugari ikut tantenya," ujar Indri.
Indri dan suaminya adalah salah satu diantara beberapa pasutri lainnya yang tengah berburu beras medium. Mereka terlihat bergantian mengantre beras. Terkadang hanya sang suami atau sang istri saja yang mengantre dan salah satu dari keduanya menunggu di motor yang diparkir tak jauh dari antrean.
"Lumayan bisa menghemat belasan ribu rupiah untuk setiap saknya. Selisih harga yang lumayan banyak itu sangat membantu kami," ujar Indri. Ia menambahkan ketika sedang kesulitan uang, ia membeli beras eceran saja. "Mumpung ada beras murah," katanya.