TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkap beberapa tantangan industri Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ke depan. Mulai dari dinamika isu global dan domestik, perubahan perilaku masyarakat terhadap produk dan layanan keuangan, dan persaingan antar lembaga jasa keuangan.
“Serta isu mendasar terkait dengan tantangan struktural,” ujar dia dalam seminar virtual bertajuk 'Peran BPR Pasca UU PPSK untuk Memperkuat Perekonomian Nasional', pada Kamis, 23 Februari 2023.
Hingga Desember 2022, kata Dian, jumlah BPR dan BPRS tercatat 1.608. Angka tersebut mengalami penurunan 192 sejak tahun 2015 yang tercatat 1.800 unit. Penurunan itu dipengaruhi oleh proses konsolidasi, pencabutan izin usaha, dan self liquidating.
“Dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan industri BPR dan BPRS yang baik total aset, kredit, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) di tengah proses konsolidasi,” kata Dian.
Sementara, Direktur Utama Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Heru Kristiyana menjelaskan beberapa tantangan BPR dan BPRS lainnya. Yakni pemulihan pascapandemi Covid-19 dan dinamika perekonomian global yang berkembang.
Tantangan lainnya, kata Heru, pesatnya inovasi teknologi sektor keuangan yang memaksa perubahan model bisnis layanan jasa keuangan Indonesia. “Dan tentunya indeks literasi masyarakat yang masih perlu ditingkatkan lagi,” ucap Heru.
Menurut dia, tantangan tersebut memerlukan upaya-upaya yang lebih serius dari pelaku usaha. Ditambah lagi, dari sisi pemerintah, Heru berujar, sudah menerbitkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Heru menuturkan bahwa UU PPSK merupakan omnibus law di sektor keuangan dan menjadi upaya pemerintah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi. Serta, tentunya mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui reformasi sektor keuangan Indonesia.
“Momentum reformasi sektor keuangan Indonesia melalui undang-undang ini saya kira menjadi upaya untuk memperkuat ekonomi Indonesia yang sedang menghadapi berbagai tantangan,” tutur Heru.
Pilihan Editor: OJK Prediksi Aset Asuransi Tumbuh hingga 7 Persen Tahun Ini
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.