Sementara itu, harga batas bawah atau floor price pembelian gabah atau beras yang ditetapkan masih mengacu pada HPP beras berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 24 Tahun 2020, yaitu GKP tingkat petani Rp 4.200 per kilogram, GKP tingkat penggilingan Rp 4.250 per kilogram, GKG tingkat penggilingan Rp 5.250 per kilogram, dan beras medium di gudang Perum Bulog Rp 8.300 per kilogram.
Ketut menuturkan HPP ditetapkan untuk menjaga daya saing antara Bulog, penggilingan padi tradisional, dan perusahaan penggilingan padi besar. "Agar tidak termonopoli oleh penggilingan padi besar, maka kami kumpulkan mereka," ujarnya.
Di sisi lain, Ketut berujar Bapanas telah mengarahkan Bulog agar berkolaborasi dengan semua penggilingan. Tujuannya agar target penyerapan cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 2,4 juta ton tahun ini dapat tercapai. Terlebih, tahun lalu penyerapan beras oleh Bulog pada masa panen raya rendah, sehingga stok CBP tiris. Alhasil, pemerintah memutuskan untuk melakukan impor sebanyak 500 ribu ton di akhir tahun 2022 hingga Februari 2023.
Adapun Bulog saat ini sudah bekerja sama dengan sejumlah penggilingan di seluruh Indonesia. Jadi, menurut Ketut, sekarang saatnya Bulog membangun kerja sama dengan para petani atau Gabungan Kelompok Tani (Gakoptan). Sehingga, penyerapan hasil produksi petani di masa panen raya bisa dilakukan secara optimal.
Ketut optimistis Bulog dapat mencapai target pengadaan CBP 2,4 juta tahun ini. Pasalnya, ia mencatat pada Maret mendatang hasil panen di Tanah Air diperkirakan mencapai 6 juta ton. Kemudian pada April juga bertambah sekitar 6 juta ton. "Nah saat itulah Bulog memang harus menyerap padi maupun beras sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ucapnya.
RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Jatuh Bangun Merpati yang Kini Disuntik Mati Presiden Jokowi
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini