TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID Food Dirgayuza mengatakan pihaknya tengah fokus dalam menyiapkan cadangan pangan nasional, salah satunya adalah komoditas ikan. Ia mengatakan saat ini ID Food tengah gencar menjaring investor, khususnya untuk pengadaan infrastruktur cold storage di seluruh wilayah Indonesia.
"Saat ini kami sedang intensif mencari kesempatan dan Investasi untuk memperluas dan memperbanyak cold storage. Tidak hanya di titik-titik yang dimiliki oleh ID Food melalui PT PPI dan anak perusahaan lainnya, tapi juga dari sisi kapasitasnya," ujarnya saat ditemui Tempo di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat pada Selasa, 21 Februari 2023.
Ia menjelaskan produk ikan telah ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional sebagai salah satu komoditas yang harus dibuat stok cadangan nasional, seperti halnya beras dan komoditas pangan penting lainnya, termasuk perikanan. Tidak hanya ikan, ID Food juga ditugaskan untuk menyediakan cadangan pangan pemerintah (CPP) komoditas bawang, cabai, daging unggas, daging ruminansia, telur, gula konsumsi, dan minyak goreng.
Menurutnya, penyediaan CPP ini adalah penugasan yang besar, sehingga ID Food membutuhkan infrastruktur cold storage yang mumpuni. "Kalau kami tidak mempunyai infrastruktur tersebut, akan sulit bagi kami untuk melaksanakan tugas dengan baik," kata dia.
Namun, Dirgayuza tak menyebutkan berapa target pengadaan CPP ini maupun jumlah investasi yang dibutuhkan. Selain mengejar penyuntikan modal dari investor, rencananya ID Food juga akan mendapatkan pinjaman dengan bunga rendah dari himpunan bank Negara atau Himbara.
Dia berujar saat ini ID Food sudah menjalankan proses pinjaman pembiayaan dengan beberapa bank plat merah. Namun dananya belum turun. Ia mengaku pihaknya sudah melakukan akad dengan salah satu bank negara tahun lalu, namun harus akad ulang karena menyesuaikan dengan Peraturan Badan Pangan Nasional yang baru terbit Januari 2023 lalu.
Terlebih, kata dia, Badan Pangan Nasional telah menetapkan jumlah dan harga untuk setiap komoditas tersebut. "Jadi saat ini, kami lagi proses penyesuaian akad atau akad ulang. Target mungkin bulan depan," kata dia.
Di sisi lain, ia memastikan penyerapan cadangan pangan ini akan berasal dari dalam negeri lokal seperti yang diperintahkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Tujuannya, agar BUMN bidang pangan bisa berfungsi sebagai off taker bagi nelayan kecil, petani, dan peternak.
Sebelumnya, Direktur Utama ID Food Frans Marganda Tambunan mengatakan pihaknya membutuhkan anggaran untuk pengadaan stok CPP tersebut sebesar Rp 26,89 triliun. Dia juga menyebutkan Bank Mandiri sudah memberikan pinjaman sebesar Rp 700 miliar kepada ID Food.
"Ini estimasi satu tahun membutuhkan kurang lebih sekitar Rp 26 triliun," ujar Direktur Utama Holding Pangan ID Food Frans Marganda Tambunan dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta pada Selasa, 24 Januari 2023.
Untuk mendukung program itu, pemerintah juga telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 153 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pemberian Subsidi Bunga Pinjaman untuk Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah. Dengan adanya aturan tersebut, Holding Pangan sebagai penyelenggara program ini mendapatkan fasilitas pinjaman dengan subsisi bunga. Adapun besaran subsidi bunga yang diberikan sebesar 4,75 persen.
Pilihan Editor: Dirut Pelindo Berjanji Perbaiki Pengelolaan Dana Pensiun