TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen Kebun Binatang Surabaya (KBS) masih melakukan proses pemetaan sekaligus menentukan batas area, yang nantinya bakal dilintasi oleh pengunjung saat dibukanya wahana night zoo. "Kalau (pemetaan area) masih sama mencari jalan keluar yang enak. Kami masih tahap pertimbangan, seperti keluar akuarium itu melewati mana saja," kata Humas Kebun Binatang Surabaya Mochammad Alvin Sofiandy saat dikonfirmasi di Surabaya, Jatim, Minggu.
Selain batas area pengunjung, pemetaan juga mempertimbangkan aspek keamanan pada satwa koleksi, sebab hanya jenis hewan malam atau nokturnal saja yang bakal dihadirkan. "Kami juga harus mempertimbangkan mana hewan nokturnal, agar tidak mengganggu (hewan non-nokturnal)," ujarnya.
Alvin memastikan rencana penerapan night zoo sudah mempertimbangkan aspek kesehatan dan keselamatan binatang. Oleh karenanya, satwa nokturnal yang nantinya ditampilkan bakal menjalani pemeriksaan kesehatan secara rutin. "Kalau itu (kesehatan dan keselamatan satwa) tetap kami pertimbangkan, selalu cek juga. Kalau nanti buka malam hari akan langsung kami simpang di kandang," kata dia.
Manajemen Kebun Binatang Surabaya juga tengah mengatur kenyamanan para pengunjung, salah satunya melalui sistem pencahayaan di sejumlah titik yang menjadi area night zoo. Tak hanya itu saja, pemandu wisata rencananya bakal ditempatkan di sejumlah area hewan nokturnal. Sebab, night zoo juga bertujuan memberikan pengetahuan soal beragam hewan malam."Ketika beroperasi akan ada tour guide (pemandu wisata), supaya masyarakat atau pengunjung mengenal mana saja hewan nokturnal," ujarnya.
Rencananya, wahana night zoo bakal dibuka tahun ini. Manajemen kebun binatang juga terus berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). "Kalau itu (rencana pembukaan night zoo) pasti kami koordinasi (dengan BKSDA). Tepatnya bulan apa, belum bisa disampaikan, harga tiket juga masih pembahasan," ucapnya.
Pilihan Editor: Undang Peneliti Australia ke Indonesia, Luhut Pamer Perkembangan Hilirisasi Industri