“Kemudian dilanjutkan dengan pencatatan efek di lantai bursa pada 24 Februari 2023,” kata Nelwin melalui keterangan resmi yang diterima Tempo, Jumat, 17 Februari 2023.
Emiten berkode saham PGE tersebut membidik dana maksimal Rp9,78 triliun dari pelepasan sebanyak-banyaknya 25 persen saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO atau maksimal 10,35 miliar saham biasa dengan harga pelaksanaan Rp 820 hingga Rp 945.
“Kami menyisir berbagai alternatif pendanaan untuk mendukung rencana pengembangan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang,” kata Nelwin.
Sejauh ini, sovereign wealth fund Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA) dikabarkan sebagai pihak yang telah menyatakan ketertarikannya. INA disebut membawa sejumlah investor untuk ikut serta dalam penawaran umum perdana saham Pertamina Geothermal Energy.
Lebih jauh, Nelwin menjelaskan, melalui perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp 9,78 triliun, PGE bakal mengalokasikan sebagian dana IPO untuk kebutuhan belanja modal. Pada 2023, emiten berkode saham PGEO itu menganggarkan belanja modal untuk investasi baru sebesar US$ 250 juta, dari belanja modal yang hanya sebesar US$ 60 juta pada 2022. Kemudian untuk tahun 2024, PGE menyiapkan investasi baru senilai total US$350 juta.
“Jika ditotal, PGE meyiapkan investasi senilai US$ 1,6 miliar sepanjang 2023 sampai 2027,” ungkap Nelwin.
Pilihan Editor: Kantongi Pernyataan Efektif dari OJK, PGE Siap IPO Rp 9,8 Triliun Pekan Depan
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini