TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal ketertarikan investor Jepang terhadap Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Ia mengatakan Sri Mulyani memang sedang menjajaki investor Jepang untuk menyuntikkan modal pada pembangunan IKN. Sementara dia di BKPM telah menyiapkan sejumlah insentif yang akan diberikan pada para investor tersebut.
"Kami mengurus izin dan insentifnya, memang insentifnya ini jauh lebih baik," kata Bahlil saat ditemui di kantor BPKM, Jakarta Selatan pada Kamis, 16 Februari 2023.
Ia membeberkan insentif yang akan diberikan memang spesial. Contohnya, tax holiday yang lebih lama dan perluasan insentif untuk beberapa bidang usaha. Selain itu, BKPM juga akan memproses perizinannya dengan lebih cepat. "Proses pengurusannya tidak berbelit-berbelitlah," ucapnya.
Bahlil mengaku belum mengetahui detail investor Jepang yang akan masuk IKN itu. Tetapi ia mengatakan sejauh ini sudah ada 20 investor yang berminat untuk berinvestasi di IKN dengan total nilai mencapai Rp 200 triliun. Bahlil juga mengatakan sampai saat ini belum ada realisasi investasi khusus untuk IKN.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan investor dari Jepang sangat tertarik untuk menyuntikkan modalnya dalam pembangunan IKN. Ia berujar para investor Jepang banyak menyoroti bagaimana skenario pembangunan IKN, terutama soal kebijakan pendukung yang bisa dimanfaatkan oleh investor internasional.
Adapun pada 26 Februari nanti, akan diadakan forum bisnis dengan topik IKN bersama Japan International Agency (JICA) dan para investor lainnya dari Jepang. Dalam pertemuan nanti, Sri Mulyani mengatakan akan dipaparkan soal rencana jangka panjang pembangunan IKN, sesuai undang-undang yang ditetapkan.
Pembahasan soal insentif fiskal kepada investor yang telah pemerintah Indonesia sepakat juga akan didiskusikan. Tujuannya, untuk meningkatkan peran dari partisipasi perusahaan swasta di dalam negeri maupun internasional dalam pembangunan IKN.
RIANI SANUSI PUTRI
Pilihan Editor: Gubernur BI Sebut Rupiah Terus Menguat: Lebih Baik dari Filipina, Thailand, dan Malaysia
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.