TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan yakin rencana pelarangan ekspor bijih bauksit pada Juni 2023 mendatang bakal dilaksanakan sesuai target. Menurutnya, pemerintah sudah menyiapkan sejumlah insentif yang akan diberikan kepada investor untuk pembangunan smelter di Tanah Air.
"Insentif kami kasih tax holiday, impor barang modal, dan tax allowance," ujarnya saat ditemui di kantor BKPM, Jakarta Selatan pada Kamis, 16 Februari 2023.
Tetapi Bahlil menekankan insentif tidak akan diberikan pada investor dengan break even point (titik impas) dalam lima tahun atau yang memiliki internal rate of return (IRR) yang tinggi. Karena, ujar Bahlil, insentif adalah instrumen negara yang hanya diberikan dalam rangka menarik investor yang nilai ekonominya belum tinggi.
"Tapi kalau IRR-nya udah bagus, contoh smelter untuk MPI, itu kan 4-5 tahun break even point, masa kita mau kasih dia tax holiday, tax allowances 10-15 tahun yang benar aja," kata dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui industri masih kesulitan mencari dana untuk membangun smelter nikel dan bauksit. Karena itu, ia meminta pelaku industri jasa keuangan di Indonesia memberikan dukungan yang konkret terhadap pembangunan smelter.
Jokowi menyampaikan permintaan itu di tengah upayanya menutup berbagai pintu ekspor komoditas dan menggenjot hilirisasi di dalam negeri. "Karena masih saya dengar yang mau bikin smelter saja kesulitan cari pendanaan," kata Jokowi dalam pertemuan di Jakarta, Senin, 6 Februari 2022.
Tetapi, di saat yang bersamaan Jokowi pun meminta dukungan pendanaan untuk smelter diberikan dengan kalkulasi dan kehati-hatian yang tinggi.
Adapun Jokowi resmi melarang ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023. Larangan ini diberlakukan setelah pemerintah melihat keberhasilan pada larangan ekspor nikel yang sudah dijalankan sejak 1 Januari 2020. Bersamaan dengan pelarangan ini, pemerintah akan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri.
Pilihan Editor: Intip Profil Filianingsih Hendarta, Deputi Gubernur Bank Indonesia yang Baru