TEMPO.CO, Jakarta - Pakar ekonomi bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), Mudrajad Kuncoro menilai positif penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Pertamina Geothermal Energi (PGE). IPO PGE dilakukan pada Rabu, 1 Februari 2023.
Menurut Mudrajad, kondisi keuangan PGE saat ini bagus dan tercatat membukukan laba. “Untuk melihat korporasi melakukan IPO, memang harus dicek terlebih dahulu laporan keuangannya dalam dua tahun terakhir,” ujarnya lewat keterangan tertulis pada Rabu, 15 Februari 2023.
Dia menjelaskan bagi perusahaan dengan kondisi keuangan baik, IPO dimaksudkan untuk menambah modal dan melakukan ekspansi usaha. Sedangkan pada perusahaan yang merugi atau tidak untung, IPO diduga merupakan upaya untuk menutupi utang.
“Kan beda niatnya. Sedangkan PGE meraih laba. Jadi IPO digunakan untuk ekspansi bisnis,” kata dia.
Mudrajad juga menyitir data laporan keuangan dari anak usaha PT Pertamina (Persero) itu yang meraih laba US$ 111,43 juta atau setara Rp 1,6 6 triliun hingga kuartal III 2022. Angka tersebut, menurut dia, naik dari sebelumnya, yakni US$ 66,4 juta atau Rp 9946 miliar.
Sementara pendapatan usaha perseroan tercatat US$ 287,39 juta atau setara Rp 4,3 triliun sampai September 2022. Perusahaan juga membukukan aset US$ 2,44 miliar atau setara Rp 36,6 triliun, liabilitas Rp 16,9 triliun, dan ekuitasnya Rp 19,6 triliun.
Selanjutnya: Masuknya PGE ke lantai bursa juga...