TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama ragu Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dapat beroperasi sesuai target pemerintah pada pertengahan tahun ini. Pasalnya, progress pembangunan proyek tersebut baru mencapai 84 persen.
“Jika proyek selesai Juni 2023, masih perlu uji coba kecepatan tinggi sebelum benar-benar layak untuk digunakan secara komersial pada bulan Juli,” kata Suryadi melalui keterangan tertulis, Selasa, 14 Februari 2023.
Sementara, uji coba yang hanya sekitar dua bulan pada Juni hingga Juli dianggap terlalu singkat. Jika berkaca pada Jepang, yang berpengalaman dalam perkeretaapian, butuh waktu setahun untuk uji coba dan verifikasi proyek kereta cepat. Menurutnya, banyak data penting yang mesti dikumpulkan selama uji coba.
“Kereta harus diuji pada kecepatan maksimum setelah posisi trek disesuaikan. Penyesuaiannya bahkan terkadang hingga order milimeter karena harus sangat presisi,” ujar Suryadi.
Suryadi meminta pemerintah tidak memaksakan pengoperasian KCJB sesuai target. Pemerintah mesti cermat untuk meminimalisir timbulnya risiko, termasuk kecelakaan. Pihaknya juga meminta pemerintah segera menerbitkan regulasi dan berbagai standard yang diperlukan terkait operasional kereta cepat demi keamanan masyarakat pengguna. Dia juga menekankan agar proyek KCJB tidak dijadikan kepentingan politik.
“Kesalahan perhitungan biaya berdampak pada cost overrun. Tapi kesalahan menetapkan jadwal operasional saat belum siap berdampak pada nyawa manusia penumpang kereta cepat. Siapa yang bertanggung jawab jika hal ini terjadi?” ucap Suryadi.
Pemerintah memang menargetkan KCJB mulai beroperasi pertengahan tahun ini. Saat ini, alokasi dana Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk proyek ini masuk dalam proses pencairan ke Kereta Cepat Indonesia Cina atau KCIC dan untuk tambahan biaya operasional. Pemerintah juga mengajukan pinjaman ke China Development Bank (CDB) sebesar US$ 550 juta, Sehingga diharapkan nantinya penyelesaian kereta cepat bisa sesuai jadwal pada bulan Juni-Juli 2023.
Pilihan Editor: Konsesi Kereta Cepat Jakarta-Bandung dari 50 Tahun Menjadi 80 Tahun, Catatan Tarik Ulur KCJB