TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian atau Menko Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal deforestasi terkait pengetatan ekspor sawit ke Uni Eropa. Dia mengatakan, Indonesia tak akan melakukan boikot.
"Tidak ada boikot-boikotan. Jadi, kita tidak perlu merespons apa yang tidak ada," kata Airlangga usai melakukan pertemuan Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit (CPOPC) di Hotel Mandarin Oriental Jakarta pada Kamis, 9 Februari 2023.
Dia melanjutkan akan melakukan sosialisasi, komunikasi, dan dialog terkait hal tersebut. Setop ekspor, kata dia, bukan merupakan hal yang dibahas dalam pertemuan tadi. Menurut Airlangga, setop atau boikot ekspor tidak menjadi pilihan dalam hal ini.
Lebih lanjut, dia menanggapi perihal harga CPO global yang terus menurun. "Harga (CPO) turun naik itu tergantung supply (penawaran) dan demand (permintaan). Terus salah satu yang harus dikembangkan adalah produk-produk turunan, sehingga tidak hanya menggantungkan pada minyak goreng misalnya, tetapi juga didorong ke oleo chemical dan nilai tambah yang lebih atau hilirisasi," papar Airlangga.
Untuk diketahui, oleo chemical adalah produk turunan dari minyak kelapa sawit. Selain itu, Airlangga juga menjelaskan pembahasan dalam pertemuan CPOPC.
Hasil Pertemuan CPOPC
Airlangga mengatakan, pertemuan tersebut menyepakati keterlibatan negara-negara pengimpor utama melalui dialog kebijakan, serta strategi untuk pemberlakuan Minyak Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO) dan Minyak Sawit Berkelanjutan Malaysia (MSPO) yang lebih luas di pasar global.
"Pertemuan juga membahas strategi perluasan keanggotaan CPOPC (Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit), yang tadi telah disepakati untuk memasukan Honduras menjadi anggota ketiga dari CPOPC dalam waktu dekat," kata Airlangga.
Selanjutnya: Dengan demikian, Honduras akan menjadi....