Sementara pendapatan iklan Google Network sebesar US$ 31,4 miliar, Amazon US$ 31,1 miliar, sementara surat kabar hanya sebesar US$ 29,5 miliar.
Adapun pendapatan iklan Meta, perusahaan induk Facebook, WhatsApp, dan Instagram, tercatat sebesar US$ 115 miliar pada 2021.
Agensi iklan Zenith memproyeksikan pendapatan iklan media sosial akan mencapai US$ 177 miliar pada 2022. Tahun ini diperkirakan akan menjadi kali pertama di mana pendapatan iklan media sosial mampu melampaui televisi.
Kesenjangan pendapatan iklan media digital dan media tradisional juga diperkirakan akan terus melebar dalam tahun-tahun mendatang. Zenith memprediksi cakupan iklan digital akan menembus 61,5 persen pada 2022 dan meningkat lagi menjadi 65,1 persen pada 2024.
Belanja iklan di Indonesia Rp 135 triliun
Sementara di Indonesia, Nielsen mencatat belanja iklan pada semester pertama 2022 hanya mencapai Rp 135 triliun. Nielsen mencatat angka belanja iklan berdasarkan gross rate card yang tidak termasuk diskon, promo, paket, dan lain-lain.
Nilai ini meningkat 7 persen dari Rp 127 triliun pada semester pertama 2021. Nielsen memonitor 15 stasiun televisi, 161 media cetak, 104 radio, 200 situs, 3 media sosial, dan iklan reklame di Jakarta. Belanja iklan masih didominasi untuk televisi sebesar 79,7 persen.
Director Client Lead Nielsen Indonesia Selly Putri mengatakan, berdasarkan laporan Nielsen Ad Intel, TV masih mendominasi dengan porsi belanja iklan mencapai Rp 107,5 triliun.
"Kemudian diikuti digital yang meningkat 15,2 persen dengan kenaikan lebih dari 6 persen dengan belanja iklan mencapai Rp 20,5 triliun. Namun, terjadi kontraksi pada media cetak 4,8 persen dan radio 0,3 persen," kata Selly di Jakarta, Kamis, 11 Agustus 2022.
Selly menambahkan, terjadi peningkatan jumlah kreatif iklan sebesar 40 persen yang didominasi oleh iklan-iklan digital dengan masa tayang pendek.
ANTARA
Pilihan editor: 8 Cara Dapat Uang dari TikTok Minim Modal untuk Pemula
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.