Salah satu proyek yang BAKTI kerjakan adalah pembangunan penyediaan pembanguan BTS 4G di 7.904 lokasi di dalam sembilan paket area kerja. Fokusnya adalah wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) di Indonesia. Area pertama ada di Sumatera.
Berikutnya adalah atera kedua hingga kesembilan adalah Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah Barat, Papua Tengah Utara dan Papua Timur Selatan.
Area satu dimenangkan oleh PT XL Axiata Tbk. Sedangkan sisanya digarap oleh PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel). Perjanjian kerja sama antara badan layanan umum atau BLU BAKTI dengan para operator berlaku sepanjang 10 tahun.
Skema kerja samanya, untuk aspek pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur BTS 4G serta penyediaan lahan menjadi tanggung jawab BLU BAKTI. Untuk penyediaan layanan 4G kepada pelanggan, termasuk operasi dan pemeliharaan layanan, menjadi tanggung jawab mitra operator seluler terpilih.
Proyek itu diinisiasi sejak akhir 2020 terbagi atas dua tahap untuk 7.904 titik blankspot. Tahap pertama ditargetkan di 4.200 lokasi dan rampung pada 2022. Sisanya, menurut rencana akan selesai pada 2023.
Target proyek ini adalah mendorong 9.133 desa di wilayah 3T terkoneksi internet. “Jika masyarakat mau memanfaatkan teknologi dan melakukan on-boarding usaha ke ranah digital, maka akan semakin memperkuat perekonomian dan daya saing Indonesia,” kata Direktur Utama BAKTI Anang Latif pada Januari 2022.
Sebagai informasi, pemerintah menyiapkan sejumlah proyek membangun infrastruktur digital untuk memperluas jangkauan internet di Indonesia. Alokasi anggarannya pada 2019 sekitar Rp 7 triliun. Tahun berikutnya Rp 10 triliun. Pada 2022 mencapai Rp 25 triliun.
Pilihan editor: Hari Ini Menkominfo Johnny Plate Dipanggil Kejagung Soal Kasus Korupsi BTS BAKTI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.