TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Plate akan diperiksa Kejaksaan Agung sebagai saksi dalam kasus korupsi base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 2,3,4 dan 5 BAKTI Kominfo.
Pemanggilan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem itu merupakan buntut penyidikan yang dilakukan Kejaksaan Agung dalam kasus dugaan korupsi pembangunan BTS 4G paket 1-5 tahun anggaran 2020-2022.
Proyek ini dilaksanakan Badan Layanan Usaha Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) yang berada di bawah Kominfo. Proyek ini mencakup rencana pembangunan 9.000 tower BTS di sekitar 7.900 desa dan kelurahan dengan kategori 3T. Anggaran yang disiapkan mencapai Rp 11 triliun.
Sebenarnya apa itu BAKTI dan apa tujuan pembentukan badan ini?
Apa itu BAKTI Kominfo?
Baca Juga:
BAKTI semula bernama Balai Telekomunikasi dan Informatika Pedesaan (BTIP) dan lahir pada 2006. Keberadaannya, seperti dilansir dari laman Kominfo, sesuai nomenklatur yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor 35/PER/M.Kominfo/11/2006.
Pada 19 November 2010, BTIP bertransformasi menjadi Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI). Badan ini menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum (BLU) pada 2017.
Lalu pada 2018, namanya berubah menjadi BAKTI. Salah satu tujuan mengganti nama badan layanan umum ini adalah untuk meningkatkan tata kelola dan profesionalitas. Tugas utamanya, memeratakan akses telekomunikasi dan informatika di seluruh Indonesia. BAKTI merupakan unit organisasi non-eselon di Kementerian Kominfo sehingga bertanggung jawab kepada menteri dan dipimpin oleh direktur utama.
Visi BAKTI yaitu menjembatani kesenjangan digital untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Misinya adalah memberikan layanan kewajiban pelayanan universal (KPU/universal service obligation) yang berkualitas dan tepat sasaran dalam rangka mengatasi kesenjangan digital di negara ini.
Selanjutnya: Salah satu proyek yang BAKTI kerjakan ...