Proses menentukan harga saham perdana dilakukan dengan mempertimbangkan minat pembelian saham dari investor institusi dan investor individual saat masa bookbuilding. Jika minat terhadap saham perusahaan tinggi, perusahaan mungkin akan mempertimbangkan untuk menjual saham dengan harga perdana yang lebih tinggi.
Keempat, setelah Pernyataan Pendaftaran perusahaan dinyatakan efektif oleh OJK, perusahaan membuka masa penawaran umum saham (offering) kepada publik. Berbeda dari masa bookbuilding, harga saham yang ditawarkan selama masa offering sudah merupakan harga saham final.
Jika permintaan saham dari investor melebihi jumlah saham yang ditawarkan (oversubscribed), maka akan dilakukan penjatahan. Uang pesanan dari investor yang tidak memperoleh saham akan dikembalikan (refund).
Kelima, setelah memenuhi syarat, BEI akan memberikan persetujuan dan mengumumkan pencatatan saham perusahaan serta memberikan kode saham (ticker) untuk keperluan perdagangan di Bursa. Distribusi saham akan dilakukan secara elektronik (scriptless) melalui Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Proses IPO selesai dengan pencatatan dan perdagangan saham perdana di BEI. Setelah tercatat, investor dapat memperjualbelikan saham perusahaan melalui sekuritas atau Perusahaan Efek yang terdaftar di BEI.
Sebelumnya diberitakan bahwa PGE melakukan IPO atau penawaran perdana saham kepada publik, Rabu, 1 Februari 2023. Direktur Utama PGE Ahmad Yuniarto alias AY menyebut pihaknya melepas sebanyak-banyaknya 25 persen saham ke publik dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Masa penawaran awal PGE dilakukan pada 1 Februari hingga 9 Februari 2023.
“PGE akan melepas sebanyak-banyaknya 10.350.000.000 (sepuluh miliar tiga ratus lima puluh juta) saham biasa atas nama dengan harga penawaran yang berkisar antara Rp 820 sampai Rp 945,” ujar AY dalam konferensi pers di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu, 1 Februari 2023.
AY berujar, PGE menargetkan perolehan dana sebanyak-banyaknya Rp 9,78 triliun. Dana hasil IPO ini akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal dan pembayaran utang. Namun, menurut Sekretaris Jenderal FSPPB, Sutrisno, PGE sebagai bagian dari afiliasi Pertamina, selama ini baik baik saja.
Dia mengatakan PGE telah mencapai begitu banyak prestasi dan tumbuh sebagai salah satu perusahaan yang mengelola energi terbarukan serta menjadi masa depan elektrifikasi Indonesia di sektor hulu.
MOH KHORY ALFARIZI | RIRI RAHAYU
Pilihan editor: Gelar IPO Hari ini, Pertamina Geothermal Energy Lepas 25 Persen Saham ke Publik
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.