TEMPO.CO, Jakarta - Institute For Development of Economics and Finance (Indef) memproyeksikan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2023 tumbuh 4,9 persen dibanding periode yang sama tahun 2022.
Perkiraan tersebut lebih rendah dari realisasi pertumbuhan ekonomi triwulan sebelumnya, yakni kuartal IV-2022 yang tumbuh sebesar 5,01 persen (yoy).
"Itu pun kalau cukup realistis dengan melihat situasi yang ada saat ini," ujar Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam konferensi pers daring diikuti di Jakarta, Selasa 7 Februari 2023.
Baca: 65 Persen Dana Pensiun BUMN Bermasalah, Indef: Menteri Harus Tahu Aliran Investasi
Ia menyebutkan situasi yang dimaksud yakni tidak adanya penggerak ekonomi yang signifikan pada awal tahun meski inflasi cukup tinggi.
Selain itu konsumsi pemerintah juga dinilai masih relatif lebih lambat karena distribusi bantuan sosial (bansos) belum bisa dilakukan di awal tahun lantaran persoalan administrasi.
Baru-baru ini, Indonesia juga dihadapkan dengan situasi harga beras yang cukup tinggi sehingga sulit diperoleh. Kinerja ekspor pun terlihat semakin turun di awal Januari 2023 sejak November 2022.
Selanjutnya: Kinerja ekspor pun terlihat semakin turun di awal Januari 2023 ...