Kemudian, ketika Tsunami menghantam Aceh pada tahun 2004, Susi tidak segan-segan untuk meminjamkan pesawatnya guna menjalankan misi kemanusiaan dan memberikan beberapa bantuan logistik.
Sejak itulah, Susi Air menetapkan 2 pesawat untuk beroperasi secara permanen di daerah sekitar Medan. Sebab, bencana Tsunami yang menimpa Aceh turut memporakporandakan beberapa kawasan di Medan. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 2006, barulah maskapai ini melebarkan sayapnya dengan melayani beberapa rute penerbangan terjadwal di luar daerah Medan.
Alhasil, sampai saat ini, Susi Air telah memiliki 20 basis operasional di Medan, Banda Aceh, Padang, Dabo, Bengkulu, Jakarta, Pangandaran, Palangkaraya, Samarinda, Tarakan, Malinau, Kupang, Masamba, Manokwari, Biak, Nabire, Timika, Jayapura, Wamena, dan Merauke. Jangkauan operasi yang luas ini didukung oleh 140 pilot, 75 insinyur dan mekanik pesawat, dan 650 staf darat serta pendukung lainnya.
Selain itu, pesawat Susi Air juga melayani 196 rute penerbangan domestik dan 32 rute penerbangan komersial. Tak tanggung-tanggung, dikutip dari susiair.com, maskapai ini mengeklaim telah melakukan rata-rata 150 - 225 penerbangan dalam sehari dengan lama penerbangan mencapai 40.800 jam tiap harinya.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini