TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS menyebut jumlah penumpang di seluruh moda transportasi mengalami peningkatan, baik secara year on year (yoy) maupun secara kumulatif sepanjang 2022. Jumlah kunjungan wisawatan mancanegara atau wisatawan asing melonjak sebesar 384,12 persen secara yoy dan secara kumulatif juga meningkat signifikan 251,28 persen
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan di tengah membaiknya penanganan pandemi Covid-19, mobilitas semakin tinggi sepanjang tahun 2022. Bahkan, kata dia, pariwisata juga menunjukan semakin pulih dari terjangan pandemi. Margo pun menyebutkan beberapa indikasi bahwa mobilitas masyarakat semakin meningkat dan pariwisata semakin pulih.
Baca: Sentil OJK Soal Banyak Masalah di Asuransi, Jokowi Sebut Asabri, Jiwasraya, Wanaartha hingga ...
Indikator lain yang memperlihatkan bahwa pariwisata semakin pulih di antaranya adalah naiknya rata-rata tingkat penghunian kamar atau TPK hotel. Angkanya meningkat 6,2 persen secara yoy dan 11,54 persen secara kumulatif.
Dibukanya kembali hampir seluruh bandara internasional juga, Margo berujar, menjadi salah satu indikator lain pariwisata semakin pulih. “Kemudian penyelenggaraan event internasional, dan pelonggaran aktivitas saat hari raya keagamaan ini juga mendorong peningkatan aktivitas ekonomi masyatakat sepanjang tahun 2022,” tutur Margo dalam konferensi pers virtual pada Senin, 6 Februari 2023.
BPS mencatat ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,01 persen pada triwulan IV 2022. Menurut Margo, angka tersebut cukup mengesankan di tengah pelambatan ekonomi global yang terus berlanjut. “Indonesia menutup tahun 2022 dengan pertumbuhan ekonomi yang solid sebesar 5,31 persen,” kata dia.
Margo menjelaskan, sepanjang tahun 2022, kinerja pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh faktor global dan domestik. Secara global, Indonesia diuntungkan dengan relatif tingginya harga komoditas ekspor unggulan di pasar global yang memberikan windfall dan mendongkrak kinerja ekspor serta surplus neraca perdagangan.
“Namun demikian, harga komoditas unggulan Indonesia di pasar global sudah mulai menunjukkan tren penurunan,” kata dia.
Sedangkan secara domestik, kombinasi aktivitas masyarakat yang semakin menggeliat dan bauran kebijakan fiskal serta moneter untuk menjaga daya beli mampu mendorong aktivitas ekonomi, baik dari sisi produksi maupun konsumsi. Namun, pertumbuhan beberapa lapangan usaha yang menjadi leading sektor seperti industri, pertanian, pertambangan, dan konstruksi masih berada di bawah tingkat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Di sisi lain, pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga masih belum kembali pada level sebelum pandemi,” ucap Margo.
Baca: Pertarungan Industri Perbankan Vs Hacker: dari Kloning Kartu ATM hingga Pesan Berisi APK
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.