Jokowi menekankan program hilirisasi akan didorong di semua komoditas, baik itu Crude Palm Oil atau CPO, minerba, maupun sumber daya laut yang menjadi fokus pemerintah. Dia mengaku sudah sering menyampaikan hal tersebut.
“Dari yang namanya nikel, lompatan kita dari US$ 1,1 miliar melompat, dulu mentahan, melompat menjadi US$ 30 miliar setelah ada hilirisasi. Kemudian nanti lari ke bauksit, lari ke timah, lari ke tembaga, lari ke emas, lari ke gas alam dan minyak. Kalau ini betul-betul secara konsisten kita kerjakan, jadilah kita negara maju,” ucap Jokowi.
Dia juga menyinggung potensi sumber daya laut yang belum dioptimalkan. Padahal dua per tiga Indonesia adalah perairan dengan luas laut mencapai 3,25 juta kilometer.
“Coba dilihat yang namanya tuna, cakalang, tongkol. Kita ini eksportir nomor satu tuna, cakalang, tongkol segar. Eksportir nomor satu, tapi juga sekaligus importir nomor satu tepung ikan,” ucapnya.
Ia pun tak habis pikir dengan hal ini karena seharusnya Indonesia bisa memproduksi tepung ikan sendiri."Sekali lagi, saya minta dukungan dari OJK mengenai ini. Bagaimana memberikan sosialisasi pentingnya hilirisasi karena proyeksi dampak hilirisasi dari minerba, migas, dan kelautan itu bisa mencapai angka US$ 715 miliar dan lapangan kerja yang terbangun bisa 9,6 juta. Besar sekali," tutur Jokowi.
Baca juga: Harga Beras Naik di Seluruh Provinsi, Apa Saja Instruksi Jokowi dan Bagaimana Hasilnya?
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.