TEMPO.CO, Jakarta - Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan harga Bitcoin melemah di kisaran US$ 22.624,20 hingga US$ 23.982,10 per koin dalam perdagangan besok, Senin, 6 Februari 2023.
Sebelumnya dalam perdagangan di Pasar Asia pada Ahad ini, Bitcoin juga melemah di level US$ 23.316,10 per koin dengan volume transaksi sevesar US$ 15,80 miliar dengan kapitalisasi pasar US$ 449,78 miliar.
Baca: Bursa Kripto Ditargetkan Terealisasi Tahun Ini, Seperti Apa Perannya Nanti?
“Volatilitas pasar kripto cenderung bergerak sideways setelah terjadi pergerakan impulsif imbas pengmumuman FOMC dan laporan pekerjaan AS blockbuster untuk Januari memicu aksi ambil untung pada reli jangka panjang,” kata Ibrahim lewat keterangan tertulis, Minggu, 5 Februari 2023.
Selain itu, The Fed juga telah menaikkan suku bunga sebesar 450 basis poin dalam siklus pengetatan moneter yang dimulai pada Maret 2022. Sementara, inflasi yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen atau ICP mencapai level tertinggi dalam empat dekade di bulan Juni ketika meningkat sebesar 9,1 persen setiap tahun. Sebelumya pada bulan Desember, CPI tumbuh sebesar 6,5 persen per tahun.
Pelemahan Bitcoin ini, kata Ibrahim, juga seiring dengan laporan Departemen Tenaga Kerja AS bahwa pertumbuhan non farm payrolss atau NFP bulan Januari hampir tiga kali lipat di atas perkiraan. Hal itu pun memberikan tantangan baru bagi harapan The Federal Reserve untuk melihat pendinginan pasar tenaga kerja dan upah yang akan turun dan inflasi sesuai targetnya.
Tercatat, sekitar 517.000 pekerjaan ditambahkan bulan Januari dibandingkan perkiraan 188.000, dan terhadap 223.000 pada bulan Desember.
“Tapi pasar crypto bull berikutnya akan dimulai lebih cepat dari yang diperkirakan kebanyakan orang. Musim panas crypto dapat dimulai segera setelah kuartal kedua tahun ini karena kombinasi kebijakan bank sentral yang lebih dovish dan antisipasi Bitcoin membagi dua,” kata Ibrahim.
Selanjutnya: Mengutip catataan Analis dan ...