Selanjutnya di gudang lain, Buwas menemukan tumpukan beras Bulog yang bersisian dengan beras merek premium. Tersebar juga di beberapa sudut sejumlah karung beras kosong merek Bulog dan merek lainnya. Melihat hal itu, Buwas memanggil sang pedagang pemilik beras.
Stephen, pemilik beras tersebut menampik tudingan Buwas. Ia menjelaskan dirinya memang biasa membeli beras merek lain dari Karawang. Tak percaya begitu saja, Buwas meminta sampel beras Bulog dan beras tersebut. Dia kemudian membandingkan kedua jenis beras itu.
Bila secara kasat mata, kata Buwas, keduanya sangat mirip. Karena itu, dia membawa dua sampel beras tersebut dan akan mengeceknya ke laboratorium. Buwas berencana menjadikan hasil laboratorium nanti sebagai barang bukti kepada Satgas Pangan Polri.
Buwas kemudian berkeliling gudang dan menemukan tempat yang diduga menjadi wadah pencampuran beras Bulog dengan merek lain. "Tadi kan dia bilang beras dari Karawang, saya berani bertaruh bukan dari Karawang. Ini sudah di-mix, lihat sendiri kan tempat pencampurannya ada," ujarnya,
Sebelumnya, Buwas sudah mengungkit soal keberadaan mafia beras ini. Menurut dia, permainan para mafia beras itu membuat langkah Bulog menggelontorkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk meredam lonjakan harga menjadi sia-sia. Ditambah CBP di gudang Bulog saat ini adalah hasil impor dari Vietnam, Myanmar, Thailand, dan Pakistan dengan kualitas premium.
Dia juga sudah menemui Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk melaporkan dugaan keberadaan mafia tersebut. Sementara itu, ia memperingatkan Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo untuk melakukan tindakan lebih lanjut kepada pedagang di bawah naungan BUMD itu.
"Saya minta kebijakannya dari Food Station. Ini bukan cari kesalahan, tetapi untuk perbaikan supaya masyarakat tidak dirugikan," kata dia.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini