Interoperabilitas ini diharapkan dapat memberi perubahan yang signifikan untuk menghemat waktu dan juga paperless demi layanan yang lebih baik.
Sementara itu untuk inovasi bioteknologi kedokteran presisi, lanjutnya, pemerintah akan menggabungkan data klinis, data empiris, dan data genomik, untuk meningkatkan akurasi penanganan penyakit. Pada awal perkembangannya, ilmu kedokteran menggunakan intuisi (intuitive medicine) sebagai metode pengobatan.
Kemudian seiring berkembangnya teknologi, kata dia, kedokteran menjadi berbasis pada bukti (evidence based medicine). Namun dengan evidence based medicine, tidak semua efek samping bisa diprediksi karena data yang dikumpulkan tidak homogen.
Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan inovasi kedokteran presisi yang akan memberikan efek untuk diagnosis yang lebih pasti, lebih dini, dan pengobatan yang lebih baik.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini