"Inilah yang menimbulkan tahun 2022 lalu pemulihan ekonomi muncul komplikasi baru yaitu inflasi. harga-harga naik karena demand-nya lebih cepat dari kemampuan suplainya," tutur Sri Mulyani.
Kondisi 2022, menurutnya, juga diperumit dengan situasi geopolitik perang antara Rusia dan Ukraina. Pasalnya, kedua negara tersebut sangat menentukan produksi minyak, gas, minyak goreng dari bunga matahari, dan pupuk secara global.
Perang tersebut yang merupakan wakil dari Barat versus Rusia menimbulkan rambatan dalam bentuk krisis energi dan pangan yang berpengaruh ke seluruh dunia.
Harga-harga naik, kata Sri Mulyani, memperburuk inflasi yang sudah melonjak akibat disrupsi suplai tenaga kerja dan komoditas yang terjadi pasca pandemi itu. Dia menilai fenomena itu yang dihadapi seluruh negara di dunia dalam upaya memulihkan ekonominya.
"Komplikasi ini lah yang harus direspons. Pandeminya belum selesai, keseimbangan dan harmoni antara demand-suplai tidak terjadi ditambah dengan masalah disrupsi tadi yang sangat besar," tuturnya. Karena itu, menurut Sri Mulyani, Indonesia akan terus mewaspadai perkembangan usai pandemi Covid-19 ini.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini