TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merepons pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal peringatan International Monetary Fund (IMF) bahwa dunia akan gelap gulita pada 2023. Namun pada kenyataannya, kata Sri Mulyani, pemulihan ekonomi nasional kini tengah meningkat.
“Indonesia pemulihannya meningkat sangat pesat. Dan itu harus kita jaga dan kita pertahankan,” ujar Sri Mulyani saat menyampaikan kuliah umum di STKIP PGRI Sumenep, Jawa Timur, yang disiarkan langsung YouTube Kemenkeu RI pada Kamis, 2 Februari 2023.
Baca: Sri Mulyani Ungkap Tantangan Global Setelah Pandemi Covid-19 Ditangani, Apa Saja?
Ia lalu memaparkan bahwa sepanjang tahun 2022, ekonomi global melemah secara sangat signifikan. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 2,9 persen.
Bagaimana dengan tahun ini?
Sejumlah prediksi menyebutkan perekonomian tahun 2023 bakal tumbuh lebih lemah lagi. Menurut Sri Mulyani, hal itu harus tetap diwaspadai.
Tantangan baru usai pandemi Covid-19
Pasalnya, ada tantangan baru usai pandemi Covid-19 yaitu dunia akan mengalami pelemahan ekonomi yang signifikan, sebagian menyebutnya sebagai resesi. “Kalau resesi itu ekonominya kontraktif. Kalau pelemahan dia menurun sangat tajam,” tutur Sri Mulyani.
Ditambah lagi dengan harga-harga naik dan kondisi geopolitik yang menegang antara blok barat dengan Rusia dan Cina. Sri Mulyani menyebutnya sebagai konstelasi global. Namun begitu, ada anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN yang akan dioptimalkan sebagai instrumen yang melindungi masyarakat dan perekonomian.
“APBN kita sebut melindungi dari dari berbagai guncangan yang datang sering tanpa bisa diprediksi atau tidak bisa direncanakan. Seperti perang yang enggak diprediksi akan terjadi pada bulan Februari 2022 yang lalu di Ukraina,” ucap Sri Mulyani. “Yang dampaknya merambat, kemudian menyebabkan harga pangan dan energi baik.”
Selanjutnya: APBN, kata dia, menjadi penahan gejolak...