TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy atau PGE Ahmad Yuniarto alias AY belum melanjutkan rencana konsolidasi dengan Geo Dipa Energi maupun PLN. AY mengaku pihaknya selalu mengikuti arahan dari program ultimate shareholder PGE yang diwakili Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Program konsolidasi untuk sementara ini tidak dilanjutkan dulu. Fokus utama PGE adalah untuk melaksanakan kegiatan unlock value dan pengembangan panas bumi,” kata AY dalam konferensi pers Initial Public Offering (IPO) PGE di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Rabu, 1 Februari 2023.
Baca: Daftar Lengkap Harga BBM Pertamina, Shell, Vivo dan BP Indonesia per 1 Februari 2023
Pada 1 Februari 2023, PGE memang melakukan IPO dengan melepas 25 persen saham ke publik. AY mengatakan, PGE menargetkan perolehan dan setidaknya Rp 9,78 triliun dari IPO ini. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal dan pembayaran sebagian fasilitas pinjaman.
Adapun ihwal rencana konsolidasi aset dengan Geo Dipa Energi dan PLN, sebelumnya pada 2021, PGE dipersiapkan sebagai induk usaha atau holding BUMN panas bumi dan membawahi kedua perusahaan tersebut.
Ketiga perusahaan itu lantas diminta konsolidadi aset untuk memperkuat daya tawar PGE di pasar. Sebanyak lima pembangkit listrik tenaga uap PLN berkapasitas 565 megawatt serta dua pembangkit Geo Dipa berkapasitas 55 megawatt bakal dipindahkan ke PGE.