Arief menilai komitmen itu merupakan langkah yang baik untuk mengamankan pasokan minyak goreng jelang bulan Ramadhan dan hari raya Lebaran yang dipastikan akan mengalami lonjakan permintaan.
Berdasarkan data Prognosa Neraca Pangan periode Januari-Maret 2023, pada akhir Maret ini stok minyak goreng nasional diperkirakan sekitar 808 ribu ton, sedangkan kebutuhan minyak goreng nasional perbulan rata-rata sebanyak 401 ribu ton.
"Melalui kerja sama yang baik antara pemerintah dan pelaku usaha kita optimis komoditas minyak goreng menjelang bulan Puasa dan Lebaran pada tahun ini tidak mengalami gejolak seperti tahun lalu,” ucap Arief.
Sementara itu, Zulkifli Hasan pasokan minyak goreng harus ditambah sebagai persiapan untuk menghadapi lonjakan permintaan pada bulan puasa dan lebaran Maret-April mendatang. Hal itu demi menghindari kelangkaan minyak goreng yang terjadi pada tahun lalu.
“Kita sudah putuskan tidak merubah aturan, tapi kita sepakat para produsen minyak goreng ini agar menambah supply-nya untuk dalam negeri dari 300 ribu ton menjadi 450 ribu ton per bulan. Sampai April kita lakukan evaluasi,” ujarnya.
Zulkifli berharap penambahan suplai sebanyak 50 persen untuk Minyakita ini dapat kembali membanjiri pasar sehingga masyarakat bisa membeli minyak goreng dengan harga terjangkau sesuai HET.
Dia juga menyatakan pengawasan jalur distribusi D1 dan seterusnya akan diperketat, termasuk di e-commerce oleh Stagas Pangan dan fungsi pengawasan terkait. Sehingga, pelaksanaan penambahan suplai minyak sawit untuk Minyakita bisa tepat sasaran.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini