Untuk inflasi, Sri Mulyani mengatakan, menurun lebih cepat dari yang diprakirakan. Di mana inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada akhir 2022 tercatat sebesar 5,51 persen (Year on Year/ YoY), jauh lebih rendah dari prakiraan pasca penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022.
Demikian pula inflasi inti tercatat rendah pada akhir 2022 yaitu sebesar 3,36 persen (YoY) jauh lebih rendah dari prakiraan BI sebesar 4,61 persen (YoY). Penurunan inflasi IHK dan inti itu sebagai hasil koordinasi yang sangat erat antara Pemerintah dan BI.
“Melalui respons kebijakan moneter BI yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking. Didukung dengan pengendalian inflasi bahan pangan bergejolak (volatile food) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP),” tutur dia.
Ke depan, Sri Mulyani menambahkan, inflasi inti diprakirakan tetap berada dalam kisaran 3 plus minus 1 persen pada semester I 2023” Dan inflasi IHK kembali ke dalam sasaran 3 plus minus 1 persen pada semester II 2023,” kata Sri Mulyani.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini